Minggu, 27 Mei 2012

TERNYATA AKU MAKIN CINTA, because you are taree zameen


Ya Allah, aku jatuh cinta...

Salahkah aku jatuh cinta kepadanya, kepada mereka, kepada semua yang berkarya berjuang demi satu cita, demi impian mereka. Semuanya begitu mengharukan dan terjalin indah di sini.

Rabu, 2 mei 2012, saya dan kedua rekan praktek lapangan saya pagi-pagi sekali, kami sudah berpakaian rapi, bangga sekali rasanya memakai seragam pemda bewarna kuning kecoklatan ini serasa benar-benar sudah menjadi cik gu, tidak sabar rasanya ingin mengikuti apel pagi hari ini dalam rangka memperingata hari Pendidikan Nasional.

Begitu memasuki gerbang sekolah saja suasana khidmat dan bersahabat sudah meliputi athmosphere sekolah yang terletak di tengah-tengah kota galamai ini. Di pojok kanan sana, tepat di depan kantor, sosok kepala sekolah yang tegap dan bersahabat sudah menyambut kami dengan penuh senyum kedamaian, dan hampir setiap pagi beliau menyalami setiap siswa dan majlis guru yang sudah pasti akan melewati keberadaan beliau di pojok tersebut. Terkadang kami berfikir, “si Bapak pukul berapa yaah star dari rumah?”.  Teladan yang bisa dicontoh untuk segenap abdi masyarakat. Kalau untuk hal ini memang tidak ada yang tidak mengancungkan jempol atas  keteladanan yang sudah diciptakan oleh bapak kepsek.

 Rasa kebangsaan dan suasana pendidikan begitu kental terasa di sekolah ini. Kenapa tidak, hampir setiap apel upacara bendera setiap Senin pagi  setelah sang merah putih dikibarkan dengan begitu khidmat dan lagu-lagu kebangsaan dilantunkan dengan penuh penghayatan oleh segenap  warga sekolah, kami selalu tak sabaran menunggu bagian pengumuman. Saya jadi teringat beberapa tahun yang silam sewaktu masih berseragam putih biru tua dan putih abu-abu dulu, bagian pengumuman setelah perkumpulan terkadang menjadi bagian yang sangat dinanti dan terkadang juga menjadi bagian yang sangat ditakuti bagi warga ponpes saat itu. Dinanti karena berisikan pengumuman pemuncak lomba atau kegiatan kompetisi baik antar warga pesantren maupun perlombaan ditingkat wilayah dan bahkan nasional. Di takuti karena hampir selalu diikuti oleh informasi takasus, bagi sesiapa yang melanggar peraturan ponpes, mulai dari cabut, tidak disiplin dan jenis pelanggaran lainnya. Tidak jarang pula biasanya eksekusi atas pelanggaran tersebut langsung dilaksanakan dihadapan warga ponpes sewaktu perkumpulan mulai dari diberdirikan didepan, pencolakan rambut, gundul habis, hingga pemanggilan orang tua, dll. Tapi hal itu semua tidak bukan hanyalah untuk mendisiplinkan kami dan semua ganjaran tersebut memang selayaknya diberikan bagi sesiapa saja yang tidak disiplin bukan hanya sebagai pelajaran tetapi juga penegakkan keadilan. So, sebenarnya seluruh pemimpin bangsa ini semenjak kecilnya sudah diajarkan akan arti keadilan dan kedispilinan tetapi mengapa masih ada juga yang tidak menegakkan keadilan dan melanggar peraturan yang ada yaa..


Balik lagi kepada pengumuman sehabis upacara di  sekolah tempat saya praktek lapangan, di sekolah ini suasana kompetisi sangat kental sekali.  Hampir setiap apel pagi, mau sehabis upacara bendera setiap senin ataupun sehabis muhadharah jum’at pagi, kami selalu diperdengarkan kata-kata,” alhamdulillah sekolah kita kembali meraih juara 1 dalam lomba.....( lanjutannya beragam ada lomba sains, bahasa inggris, debate, story telling, cipta puisi, cipta lagu, kesenian lainnya, sepak bola, takraw, olahraga lainnya, IT, pramuka, kepemimpinan, kebersihan, dll)”. Dari awal dinas disini hingga berakhir masa praktek lapangan semester ini rasanya tidak bisa dihitung sudah berapa kali kami mendengarkan dan  mengucapkan serta menyalami siswa/siswi yang berhasil mengharumkan nama sekolah tersebut.  
Berjalan bergiliran dan menyalami bintang –bintang sekolah tersebut sudah menjadi kebiasaan sepertinya dalam beberapa minggu ini di sekolah RSBI ternama ini. Kenapa tidak dalam 2 bulan ini saja, beberapa siswa tidak lagi menyumbangkan tropi-tropi sang jawara itu kesekolah, tetapi lebih dari itu, beberapa diantara mereka ada yang bahkan akan mewakili propinsi ini ke tingkat nasional dalam kejuaraan solo song dan vokal group di NTB. Saking hebatnya suara mereka, sampai-sampai untuk solo song, mereka mengalahkan seorang penyanyi  yang nota benenya juara jebolan  sebuah ajang pencariaan bakat asal ranah minang yang diselenggarakan di salah satu televisi swasta nasional. Wuff..bener-bener ga salah juri memilih..pertama kali denger suara mereka latihan untuk acara perpisahan aja bulu roma saya sudah berdiri, Subhanallah memang luar biasa suara anak-anak ini.


Bukan hanya itu dalam olimpiade sains pun bulan depan juara 1 dari merekapun (sengaja di sebut juara 1 karena juara 1,2, dan 3 mereka semua yang meraih untuk tingkat kota) juga akan mewakili propinsi ini ke tingkat nasional. Bener-bener sudah tidak terhitung lagi berapa banyak bintang-bintang kecil itu sudah mempersembahkan yang terbaik dari mereka untuk sekolah ini.

Saya sangat senang sekaligus bangga bisa diberikan kesempatan untuk praktek lapangan di sekolah Menengah Tingkat Pertama Negeri 1 ini, bukan karena status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional nya tetapi karena siswa/siswinya yang santun, religius, dan smart. Mereka adalah bintang-bintang di bumi ini yang telah dititipkan pleh Allah kepada para orang tua yang luar biasa amanah dan juga guru yang luar biasa terampil dan kreatif. Dialah bintang-bintang yang akan menghiasi dan memimpin negeri ini beberapa tahun nanti. Dialah bintang bagi orang tua mereka, guru mereka, agama mereka, dan bangsa mereka. Jangan sia-sia kan mereka. Jadilah engkau bersinar terang wahai bintang-bintang kecilku (taree zameen). We love u..:)
Sebagai penutup, alhamdulillah upacara bendera terakhir minggu kemarin selama masa praktek lapangan, Senin,  21 Mei 2012, dihiasi dengan bendera-bendera hijau, merah , dan kuning dari siswa/siswi ku yang berhasil meraih juara 2 dan 6 dalam lomba pramuka tingkat provinsi.

Semoga apa yang diusung oleh mendiknas dalam tema hardiknas tahun ini, “ Bangkitnya generasi emas Indonesia” akan segera terwujud. amiin

Kalian begitu membanggakan, dan menginspirasi banyak orang...kalianlah taree zameen..

 Semakin jatuh cinta...
Payakumbuh – Padang 29 mei 2012, 00:10
(dan masih banyak lagi kisah-kisah menarik, dan suka duka selama praktek lapangan di sekolah ini L, J)

Selasa, 01 Mei 2012

INSPIRED FOR BEING THE BEST "KHAIRUNNAS"

Udah beberapa bulan ga up date tulisan, sampai-sampai salah seorang follower ku yang nota benenya juga teman sejurusanku sampe komplain kenapa ga update tulisan hehe.. jadi berasa gimanaaaa gitu yaah di perhatiin banget..ckckck..ga juga tujuannya baik dia pengen kita lebih kreative dan selalu produktif dalam segala hal yang positif termasuk tulisan. Maklum temenku itu atau tepatnya senior satu angkatan diatasku itu luar biasa banget, tulisannya aja udah beberapa kali diterbitin di surat kabar lokal dan dia juga seorang jurnalist surat kabar kampus lagi, wuisss keren ga tuch. Jujur diriku ngiri banget sama kakak yang satu ini.. dia bersahaja banget tapi bikin kita terkaget-kaget dengan action yang dia lakuin. Thanks kak AZ atas percikan semangat dan aura positifnya ..

 Beberapa waktu kebelakang ini banyak sekali yang membuatku terkagum-kagum dan memompakan semangat positif itu. Yang menyadarkan saya kembali akan posisi saya sebagai seorang mahasiswa “agent of change” dan “young leader” generasi penerus bangsa ini, yang akan mewarisi dan memimpin negara ini ( ga berlebihan kan..koreksi diri masing-masing dech..;)). Mulai dari sewaktu saya harus mengikuti praktek lapangan di salah satu sekolah menengah pertama di kota Payakumbuh, kota yang sangat terkenal sekali dengan kulinernya yang variatif dan super enak yang terletak lumayan jauh dari kota Padang dan menghabiskan kira-kira 4 jam perjalanan dengan menggunakan bus. Menjadi seorang guru praktek di sekolah Rintisan Bertaraf Internasional ini memutarkan kembali memori saya beberapa tahun yang silam akan tujuan saya mengambil jurusan yang saya geluti sekarang. Saya kembali tersentak akan pentingnya pendidikan dan besarnya jasa seorang guru, karena dari tangan-tangan beliau-beliau lah pemimpin bangsa ini lahir, karena dari tangan seorang guru jualah seorang anak yang tidak bisa tulis baca, tidak bisa mengeja, mengenali huruf, nama-nama benda, tidak bisa berkomunikasi, tidak tahu potensi diri mereka, menjadi seorang yang sangat berarti bagaikan emas, yang semakin disapuh semakin indah dan berharga. Saya benar-benar tersadarkan akan profesi seorang guru yang ga bisa di anggap sebelah mata. Yuupzz..saya merasa beruntung sekali diberikan kesempatan sebagai calon pendidik.

 Ngomong-ngomong calon pendidik, nah inspirasi yang ke dua datang sewaktu saya kembali ke Padang kemaren untuk mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara. nah kebetulan juga ini bener-bener kesempatan yang sesuatu banget kita EDEC famz (EDEC famz= teman-teman di debate club saya) ngumpul, dah lama banget kita ga ngumpul dan sebagian di antara kita udah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tanpa sengaja temen-temen EDEC famz ada yang bahas tentang Indonesia Mengajar dan beberapa diantara mereka ada yang bener-bener tertarik sehingga bela-belain beli bukunya ke Gramedia. Sebenarnya saya sudah tahu dan tertarik dengan program rintisan bapak Anis Baswedan ini semenjak dua tahun lalu, yaah tetapi karna setiap kali saya ngomongin tentang hal ini dengan teman-teman baik dikampus atau di forum-forum ga ada yang tau banyak dan juga tertarik, makanya saya bungkam aja. Sebenernya neech perasaan dah kepingin banget daftar jadi salah satu peserta Indonesia Mengajar. Bagi saya program Indonesia Mengajar sangat challenging banget, dan kebetulan saya memiliki hobi kurang lazim yaitu menyukai hal-hal yang berbau tantangan dan advanture alias travelling alias backpacker (meski belum pernah nyoba..hehe..maklum cita-cita saya dari kecil ingin menjadi journalist).

 Bukannya sok jadi pahlawan kesiangan tetapi bagi saya bisa saling berbagi dengan orang-orang yang benar-benar butuh dan melihat ada output positif dari apa yang kita kontribusikan kepada mereka merupakan kepuasan tersendiri yang ga bisa dibalas dengan materi sekalipun. Itu juga kenapa ayah selalu menyarankan kami agar menjadi tenaga pendidik. Dengan pengalaman mengajar ayah kurang lebih sudah 35 tahun bergelut dengan dunia tersebut kami sedikit banyaknya sering mendengar atau bahkan melihat sendiri bagaimana ayah mengactualisasikan dirinya dengan profesi mulia tersebut. Aku sangat berharap suatu saat nanti goresan pengalamanku akan menjadi salah satu tulisan yang berarti yang dimuat dalam buku Indonesia Mengajar. Sekaligus menjawab tantangan salah seorang temanku satu jurusan satu angkatan yang menantangku dalam chatnya lewat salah satu akun pribadi saya (facebook) beberapa saat lalu.

Saya berharap mudah-mudahan dia juga bisa menjadi salah seorang tenaga pendidik untuk Indonesia Mengajar, so kamu ga usah nangih pengalamanku, karena kamu udah ngalamin langsung, hopefully. Biar makin dewasa juga tanpa your sweaty sweater..ckckck hehe... Masih bayak sekali yang ingin saya share pada tulisan kali ini, dan juga masih banyak lagi orang-orang yang telah berhasil memotivasi saya serta menyemangati saya kembali. Saya hanya ingin menjadi khairunnas yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain bukan malah sebaliknya menjadi mala petaka bagi orang lain. Semoga Allah mendengar harapan ini dan memudahkan jalannya. Amiin ..

 "KHAIRUNNAS ANFAU'HUM LINNAAS"
 Payakumbuh, 1 Mei 2012 Pukul 23:35